PREVALENSI NEMATODA USUS PADA KAMBING (Capra sp.) DENGAN PEMBERIAN PAKAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT DI KELURAHAN SUMBER AGUNG, KECAMATAN KEMILING, BANDAR LAMPUNG

Amanda Amalia Putri, Sri Murwani, Suratman Umar

Abstract


Kambing merupakan salah satu hewan ternak yang menguntungkan karena pakannya mudah dan murah, produktivitasnya tinggi, dan tidak perlu tempat yang luas untuk pemeliharaannya. Nematodiasis yang disebabkan oleh nematoda parasit yang berasal dari pakan hijauan adalah masalah yang banyak dialami peternak kambing.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui genus nematoda usus dan prevalensi telur cacing nematoda usus yang ditemukan pada feses kambing, serta untuk mengetahui perbedaan rerata jumlah telur cacing nematoda usus  antara kambing yang diberi pakan hijauan dan pakan tambahan konsentrat.  Sampel feses kambing diambil di Kelurahan Sumber Agung dan diperiksa di Laboratorium Parasitologi, Balai Veteriner Lampung pada Desember 2015 sampai Januari 2016.  Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan: P1 sebagai kontrol (100% hijauan), P2 (75% hijauan + 25% konsentrat), dan P3 (50% hijauan + 50% konsentrat).  Data dianalisis menggunakan One Way ANOVA dengan taraf signifikasi α = 5% dan uji lanjut dengan LSD.  Hasil penelitian menunjukkan terdapat 6 genus telur cacing nematoda usus yaitu Haemonchus, Mecistocirrus, Oesophagustomum, Strongyloides, Trichuris, dan Trichostrongylus.  Terjadi penurunan rerata jumlah telur cacing nematoda usus pada kambing yang diberi pakan tambahan konsentrat (P2 dan P3) dibandingkan dengan kontrol (P1).  Prevalensi genus telur cacing nematoda usus terdapat pada Strongyloides dan terendah terdapat pada Mecistocirrus.  Disimpulkan bahwa pemberian pakan tambahan konsentrat membantu menurunkan tingkat infeksi cacing nematoda usus pada ternak.


Keywords


Prevalensi; kambing; hijauan; konsentrat; nematoda usus

Article Metrics

Abstract view : 1350 times
PDF - 1412 times

Full Text:

PDF

References


Akoso, B., T. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisius.Yogyakarta.

Colville, J. 1991. Diagnostic Parasitology for Veterinary Technicians. American Veterinary Publications, Inc.5782. Thormwood. Drive Golete. California 93117 Page 19-24.

Darma, D.M.N., dan A. A. G. Putra. 1997. Penyidikan Penyakit Hewan, Buku

Pegangan. CV. Bali Media Adhikarsa. Denpasar. 161-175

Fuentes, S.V., M. Saez, M. Trelis., C.Munos-atoli, dan G. J.Esteban. 2004. The Helminth Community of Apodemus Sylvaticus (Rodentia,Muridae) in the Sierra de Gredos (Spain). Arxius de Miscel-Idnia Zoologica 2:1-6. Spain.

Gaddie, R. E., dan D. E. Douglas.1977. Earthworm for Ecologyand Profit. Vol II. Bookworm Publishing Company Ontario.California.

Garcia, L. S., dan David. 1994. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Buku Kedokteran EGC.

Jakarta.

Gasbarre, L.C., E.A. Leighton, dan C. J. Davies. 1990. Genetic control of immunity to gastrointestinal nematodes of cattle. J Veterin Parasitol 37:257–272.

Levine, N. D. 1994. Parasitology Veteriner. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Mardiana, D. 2008. Prevalensi Cacing Usus Pada Murid Sekolah Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan Daerah Kumuh Di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol 7 No 2 Agustus 2008.

Malibu, Y . 2014. Pengaruh Pemberian Konsentrat Yang Mengandung Tepung Daun Gamal, Vitamin B Kompleks Dan Obat Cacing Terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Pakan Pada Sapi Bali. [internet]

http://PengaruhPemberianKonsentratYangMengandungTepungDaunGamal,VitaminBKompleksDanObatCacingTerhadapPertambahanBobotBadanDanKonversiPakanPadaSapiBali. Diakses pada 21 Oktober 2015 pukul 13:31 WIB.

Minnich, J. 1977. The Earthworm Book How to Raise and Use Earthworms for Your Farm and Garden. Rodale Press Emmaus, P.A. United States of America.

Natadisastra, D dan R. Agoes. 2009. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Novese, T., R.T. Setyawati, S.Khotimah. 2013. Prevalensi dan Intensitas Telur Cacing Parasit pada Feses Sapi (Bos sp.) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Pontianak Kalimantan Barat. Jurnal Protobiont. Vol 2 (2): 102-106.

Pamungkas, F.A., A. Batubara, M. Doloksaribu, dan E. Sihite. 2009. Potensi Beberapa Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Juknis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Putra, R. D., N.A Suratma, I. B. M. Oka. 2014. Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. FKH, Universitas Udayana. Bali. Indonesia Medicus Veterinus 2014. 3(5) : 394402 ISSN : 2301-7848.

Rahayu, R.Y. 2007. Komposisi Kimia Rabbit Nugget dengan Komposisi Filler Tepung Tapioka yang Berbeda [Skripsi]. Fakultas Peternakan Universitas Gajah MadaYogyakarta.

Safar, R., D., dan Ismid. 1989. Parasit-parasit intestinal yang ditemukan pada murid Sekolah Dasar pusat kota, derah perkebunan, daerah pertanian, dan daerah nelayan kotamadya, Padang Sumatera Barat. Prosiding Seminar Parasitologi Nasional V.

P41. Jakarta. Hal: 222.

Schad, G. A. 1989. Morphology and life history of Strongyloides stercoralis. In: Grove DI, editor. Strongyloidiasis a major roundworm infection of man. London: Taylor and Francis.

Soulsby, E. J. L. 1977. Helminth, Arthropods dan Protozoa of Domesticated Animals. Lea Febiger, Sixth Edition. Phildelphia.

Taylor, M.A., R. L. Coop, dan R. L Wall. 2007. Veterinary Parasitology. Blackwell Publishing. Navarra, Spain.

Thienpont, D., dan F. Rochette.1979. Diagnosing Helminthiasis by Coprological Examination, First edition. Jansenn Research Foundation. Beerse, Belgium.

Tiuria, R. 2004. Immunologi Penyakit Parasiter Metazoa dan Prospek Pengembangan Vaksin, Prosiding Seminar Parasitology dan Toksikologi Veteriner 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.hal : 45-50.

Urquhart, G. M.1996. Veterinary Parasitology. Blackwell Science. Malden USA.




DOI: http://dx.doi.org/10.23960%2Fj_bekh.v3i1.2204

Refbacks

  • There are currently no refbacks.